Ceritaku di Kampung Lauk Bersama Keluarga PSAK 2024


Panggung Musyawarah Mahasiswa pada 1 Maret 2025 itu punya ceritanya sendiri; penuh dengan diskusi, dinamika, dan keputusan penting. Tapi bagi saya, babak pertama dari perjalanan kepemimpinan ini justru dimulai pada malam harinya, saat semua formalitas kami tanggalkan.

Lokasi kami malam itu adalah Kampung Lauk. Suara riak air, lampu-lampu temaram yang memantul di permukaan sungai, dan aroma ikan bakar menjadi latar sempurna untuk melepas lelah. Setelah seharian penuh pikiran dan tenaga terkuras di auditorium, momen ini terasa seperti oase yang menyejukkan.

Tidak ada lagi agenda resmi, tidak ada lagi perdebatan. Yang ada hanya tawa lepas, obrolan santai, dan piring-piring yang terisi penuh. Di meja-meja itu, kami bukan lagi sekadar anggota atau panitia Musma. Kami adalah satu keluarga besar PSAK yang mensyukuri proses yang telah kami lalui bersama.

Melihat wajah teman-teman yang tersenyum dan tertawa malam itu, saya merasa inilah energi kami yang sesungguhnya. Inilah "bahan bakar" utama yang akan kami bawa selama satu periode ke depan. Kebersamaan, kesederhanaan, dan ketulusan.

Malam di Kampung Lauk itu menjadi pengingat bagi saya, bahwa sebelum kami melayani lebih jauh, kami harus terlebih dahulu saling menguatkan di dalam. Terima kasih, keluarga PSAK FT UPR, untuk malam yang tak akan terlupakan itu. Perjalanan kita dimulai dari sini.

#Throwback #PSAKFTUPR #FellowshipPSAK #KampungLauk #KebersamaanFTUPR










Baca Juga
TEN PROGRAM

Seorang anak laki-laki yang memulai misi hidupnya

Posting Komentar

Berkomentarlah tentang apa yang ingin kamu komentar.

Lebih baru Lebih lama